Pembiasan Aqidatul Awam Sebelum Pembelajaran

Melantunkan Lalaran Aqidatul Awam di pimpin oleh guru setelah sholat Dhuha

Jombang – Suasana berbeda terdengar setelah pembiasaan sholat Dhuha berjamaah oleh peserta didik SMK Kreatif Hasbullah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang yang dilakukan setiap pukul 07.00 WIB. Lantunan Aqidatul Awam selalu disenandungkan bersama-sama setelah melakukan doa setelah sholat Dhuha. Aqidatul Awam adalah salah satu nadhom kitab yang populer. Sesuai dengan namanya, Aqidatul Awam berarti “Aqidah untuk orang-orang awam” yang mana kitab ini diperuntukkan bagi para umat Islam dalam mengenal ilmu tauhid lebih dalam.

Hal tersebut tidak lain adalah salah satu sasaran pendidikan dalam membangun karakter peserta didik, di mana tujuan utama pendidikan bukanlah pengetahuan tetapi penampilan atau tindakan. Oleh karena itu pendidikan karakter dalam sebuah lembaga pendidikan sangat penting dan dibutuhkan. Pendidikan karakter adalah proses menanamkan karakter tertentu sekaligus memberi benih agar peserta didik mampu menumbuhkan karakter khasnya pada saat menjalankan kehidupannya.

Pendidikan karakter diharapkan mampu menghasilkan dan menampilkan generasi yang tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual, tetapi memiliki kecerdasan emosional dan spiritual serta memiliki pribadi berkarakter yang selalu berusaha menjaga perkembangan dirinya dengan meningkatkan kualitas keimanan, akhlak, hubungan antar sesama manusia dan mewujudkan motto hidupnya bahagia dunia dan akhirat. Untuk membentuk pribadi berkarakter tersebut dapat melalui kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat yang dilakukan secara berulang-ulang, hari demi hari yang lamban laun akan masuk pada bagian pribadinya yang sulit ditinggalkan.

SMK Kreatif Hasbullah Bahrul Ulum mempunyai salah satu program untuk menumbuhkan dan membentuk karakter dalam kegamaan peserta didik melalui pembiasaan melantunkan Aqidatul Awam di sekolah. Aqidatul Awam dilantunkan setelah sholat Dhuha yang dikerjakan sebelum masuk pembelajaran di jam yang pertama.

Salah satu Tim Guru Keagamaan SMK Kreatif Hasbullah Bahrul Ulum, Nurul Fikri Al Ikhsan, menjelaskan dengan membiasakan mengerjakan sholat dhuha dan melantunkan lalaran Aqidatul Awam secara terprogram diharapkan bisa menumbuhkan dan membentuk karakter disiplin, karena para peserta didik akan membiasakan diri untuk disiplin dan patuh pada peraturan yang berlaku, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.

“Aqidatul Awam mengandung banyak penjelasan tentang ilmu tauhid yang dikemas ke dalam syair yang indah. Rasulullah SAW. pun pernah berkata, “Bacalah nadham tentang tauhid, barang siapa menghafalnya maka akan masuk surga dan memperoleh tujuan yang baik yang sesuai dengan Alquran dan As Sunnah”. Wallahualam Bissawab,” tambah laki-laki yang akrap disapa Ustaz Fikri tersebut.

Memang tidak gampang dalam menghafalkan ke 57 bait Aqidatul Awam. Karenanya tim kegamaan membuat mekanisme hafalannya yaitu setiap satu bulan dibaca lebih kurang 10 bait setiap selesai sholat Dhuha dengan harapan pada bulan ke lima peserta didik sudah dapat melantunkan Aqidatul Awam dengan baik dan benar.

“Kami berharap ini akan mejadi program rutinan agar menjadi nilai lebih bagi sekolah. Selain itu peserta didik juga lebih siap untuk menghadapi dunia luar dan dapat diuji publikkan mengenai Aqidatul Awam,” ujar Ustaz Fikri.

Perlu diketahui bahwa Pengertian dari Kitab Aqidatul Awan adalah kitab yang berisi syair-syair ini dikarang oleh al-Imam al-‘Allamah Ahmad bin Muhammad Ramadhan bin Manshur al-Makki al-Marzuki al-Maliki al-Husaini al-Hasani. Ia merupakan seorang mufti mahzab Maliki di Mekah. Ia juga merupakan seorang pengajar di Masjidil Haram yang terkenal dengan ketakwaan dan kezuhudannya. Syekh Ahmad al-Marzuqi juga dikenal dengan karangan-karangannya yang sangat bermanfaat.

Sementara itu, Kepala SMK Kreatif Hasbullah Bahrul Ulum, Violyta Eka Caroline, S.Pd menuturkan bahwa mengingat sekolah SMK Kreatif Hasbullah Bahrul Ulum adalah sekolah SMK berbasis pondok, lalaran menjadi agenda sekolah kita setelah sholat dhuha untuk melafadzkan setiap bait dengan enjoy tanpa ada tekanan dan beban. Lalaran dibuat semenarik mungkin dengan dipadukan lagu harapan kami, agar tidak lupa dengan bait-bait yang sudah dihafalkan.

“Karena menjaga lebih susah daripada menghafal, jika suatu kegiatan sering kita lakukan berulang-ulang maka potensi ingat akan melekat di otak. Lalaran merupakan tradisi yang bermanfaat bagi para peserta didik untuk meningkatkan hafalan, memahami ilmu agama, mempelajari bahasa Arab, melatih konsentrasi, dan membentuk karakter. Tradisi ini perlu dilestarikan agar generasi muda tetap mendapatkan manfaatnya,” tutup perempuan yang kerap disapa Bu Vio tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *