SOWAN MASYAYIKH TRADISI MENJELANG UJIAN

Jombang – Menjelang akhir tahun ajaran SMK Kreatif Hasbullah Bahrul Ulum Tambakberas Jombang (SMKKH-BU) pasti disibukkan dengan persiapan ujian akhir, terutama bagi kelas XII yang akan menghadapi Ujian Akhir Sekolah, Ujian Kompetensi Keahlian, Ujian Satuan Pendidikan, dan masih banyak ujian lainnya. Untuk mempersiapkan hal tersebut tidak hanya belajar dengan giat saja, namun dukungan serta doa dan Ridho orangtua, guru, bahkan Masyayikh juga sangat dibutuhkan.

Karenanya SMKKH-BU mempunyai tradisi yang mungkin tidak ditemukan di sekolah umum lain dalam menghadapi ujian sekolah. Tradisi tersebut adalah memohon doa restu atau sowan pada masayikh-masayikh di daerah sekitar sebelum seluruh ujian dilaksanakan. Tradisi ini sudah berlangsung setiap tahun.

Kepala SMKKH-BU, Violyta Ekka Caroline, S.Pd, mengatakan, “Kegiatan sowan ini memang rutin setiap tahun kita laksanakan. Selain untuk meminta doa dan ridhla kepada para guru dan kyai, kami juga memohon nasehat dan arahan dari para kyai untuk peserta didik terutama kelas XII agar mendapatkan ilmu yang barokah dan bisa mengamalkannya guna memperkuat Spiritual Quotient atau kecerdasan spiritualnya.”

Sowan Masyayikh tahun ini diadakan pada dua hari yaitu Hari Senin tanggal 24 Februari 2025 dan Hari Kamis, tanggal 27 Februari 2025. Sowan pertama ditujukan kepada Ketua Umum Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang (YPPBU), KH. Wafiyul Ahdi, SH., M.MPd.I dan dilanjutkan kepada Ketua Majelis Pengasuh YPPBU, DR.KH. M. Hasib Wahab Hasbullah dan Ketua Pengasuh Pondok Pesantren Hasbullah Ny Hj. Siti Fatimah, MM.

Dalam pesan untuk peserta didik kelas XII SMKKH-BU, KH. Wafiyul Ahdi, SH., M.MPd.I, mengatakan bahwa sekolah memang ada masanya dan berakhirnya, tetapi untuk mencari ilmu tidak akan ada berakhirnya dan dapat diperoleh dari mana saja. Tidak terpaku pada usia dan tempat. Oleh karenanya, meskipun sudah lulus dari SMKKH-BU menuntut ilmu tidak boleh berhenti dan harus tetap dikembangkan.

“Seperti halnya pada cerita Nabi Musa AS. dan Nabi Khidir yang kisah bermula ketika Nabi Musa ditanya oleh kaum Bani Israil tentang siapa manusia paling saleh dan pintar di muka bumi ini. Saat itu pula Nabi Musa menjawab bahwa dirinyalah yang saleh dan pintar. Namun, Allah segera menegur Musa dan mengatakan padanya bahwa masih ada hamba lain yang lebih dari dirinya. Bahkan, hamba tersebut memiliki ilmu yang tidak Musa miliki. Dia adalah Khidir, hamba saleh dan mempunyai ilmu yang lebih tinggi daripada Musa yang dimaksudkan Allah,” cerita Gus Wafi, sapaan akrabnya.

Dari paparan cerita Nabi Musa dan Nabi Khidir, Gus Wafi menyimpulkan bahwa ada berbagai pelajaran berharga yang bisa dipetik, yakni tentang sebuah adab dan kesabaran dalam menuntut ilmu. Karenanya sebagai peserta didik memang seharusnya beradab dan sabar kepada ilmu yang diberikan guru. Selain itu, kita pun hendaknya senantiasa berprasangka baik tentang Allah dan percaya atas kehendak-Nya.

“Sebagai peserta didik tidak perlu minder atas dimana asal sekolahnya, yang terpenting sebagai seorang peserta didik bisa mengamalkan ilmunya dimanapun dia berada InsyaAllah pasti akan menemukan kesuksesan. Selain itu memiliki kepribadian dan keterampilan yang baik juga harus dimiliki oleh kalian (peserta didik.red) saat ini.” tambahnya.

Senada dengan Gus Wafi, DR.KH. M. Hasib Wahab Hasbullah saat kunjungan sowan ke dua berpesan kepada seluruh peserta didik kelas XII SMKKH-BU agar tetap belajar dan menuntut ilmu dimanapun mereka berada. Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting untuk menentukan masa depan. Karena itu pihaknya mendorong kepada anak-anak yang baru saja lulus sekolah dapat melanjutkan pendidikan ditingkat atasnya.

“Kuncinya ialah tetap belajar, berikhtiar, dan perbaiki akhlak. InsyaAllah kelak akan menjadi pribadi yang baik dan dapat meraih kesuksesan. Kunci memiliki akhlak mulia dapat kita raih dengan hati yang ikhlas, semata-mata hanya berharap pada Allah SWT. Orang yang orientasinya hanya rida Allah, dia akan menjalani kehidupan terbaik, sebagaimana ia menginginkan kematian yang baik. Karena kematian yang baik akan diraih jika kita selalu berpikiran, berhati, berkata, beramal, dan berakhlak yang baik,” ujar Abah Hasib, sapaan akrabnya.

Sementara itu, Ny Hj. Siti Fatimah, MM., juga berpesan kepada peserta didik kelas XII bahwasannya jangan menjadi generasi muda yang mudah terombang-ambing oleh ombak. Mengejar cita-cita adalah salah satu usaha agar dapat meraih kesuksesan, karena setidaknya hal tersebut merupakan tujuan dari hidup. Berdoa dan berusaha juga harus dilakukan secara seimbang.

“Banyak usaha yang bisa dilakukan setelah lulus dari SMK, seperti melanjutkan ke perguruan tinggi, bekerja di bidang yang sudah dikuasai, atau bahkan membuka usaha sendiri. Tidak sedikit para lulusan-lulusan sekarang ini yang membuka usah kecil-kecilkan dan Alhamdulillah dengan kegigihannya usaha tersebut dapat berkembang dan sangat baik. Intinya tidak mudah menyerah dan putus asa. Semoga setelah lulus kalian (peserta didik. Red) bisa menjadi orang-orang yang sukses dan berbakti kepada Orangtua dan Bangsa. Amiinn,” tutup Siti Fatimah, yang juga sebagai istri dari M. Hasib Wahab Hasbullah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *