oleh: Aditya Eko Prasetyo
Fenomena Gangster di Kabupaten Jombang beberapa pekan terakhir menjadi perhatian khusus khalayak dan Media Sosial (Medsos). Mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Gengster merupakan anggota geng atau kelompok orang yang mempunyai kegemaran berkelahi atau membuat keributan. Munculnya fenomena ini dianggap berbahaya dan meresahkan bagi masyarakat karena muncul dengan melakukan konvoi dengan membawa senjata tajam (Sajam).
Mereka tidak hanya mengacungkan Sajam, tak jarang tawuran dengan kelompok lain bahkan melukai orang lain yang melintas pun juga sering terjadi sampai memakan korban. Untuk mengatasi fenomena tersebut, pihak Pemerintah bersama TNI Polri bertindak cepat dan sigap untuk mengantisipasi terjadinya tindak kriminal tersebut.
Ditarik lebih luas lagi, fenomena Gangster di Indonesia bisa didefinisikan sebagai kelompok orang dan umumnya remaja yang tergabung dalam gang dan melakukan kerusuhan di malam hari, secara beramai-ramai menggunakan kendaraan bermotor dan membawa senjata tajam. Tak ayal menurut beberapa surat kabar online hampir keseluruhan anggota Gengster merupakan anak remaja dan masih berstatus pelajar.
Mengapa remaja sangat berpeluang terlibat dalam bentuk kenakalan remaja salah satunya gangster ini? Dilansir pada gramedia.com, remaja merupakan fase di mana mereka mencari identitas diri dan berusaha memahami bagaimana peran diri yang harus dilakukannya. Mereka ingin dianggap dewasa atau ingin diakui eksistensinya. Untuk itu demi memperoleh eksistensi tersebut yaitu dengan tindakan yang mengarah pada aksi kekerasan atau tawuran dan sebagainya.
Kebanyakan remaja yang terlibat dalam Gangster merupakan remaja yang tergolong lepas dari pengawasan orangtua. Faktanya beberapa remaja yang terindikasi Gengster adalah remaja yang kurang diperhatikan oleh orangtua mereka dengan beberapa faktor seperti keluarga tak utuh (broken home), orangtua yang sibuk dengan pekerjaan, sampai remaja yang notabenenya tidak serumah dengan orangtua atau ngekos.
Karenanya sebagai bentuk awal pencegahan terjadinya fenomena Gengster ini orangtua harus mengetahui tanda-tanda peringatan yang mungkin mengindikasikan keterlibatan anak dalam gang yaitu dihimbau orangtua teliti dalam atribut-atribut yang digunakan anak seperti pakaian, topi, atau logo yang mengisyaratkan sebuah komunitas atau gang tertentu. Selanjutnya memantau perubahan perilaku dan gaya pergaulan anak, memantau apakah anak mengonsumsi alkohol, narkoba atau zat adiktif lainnya serta apakah anak menyimpan senjata tajam misalkan celurit, pisau, atau senjata lainnya.
Selain itu pengecekkan Gawai atau HP anak juga wajib dilakukan. Mengingat di era sekarang ini segala bentuk aktifitas dan komunikasi bisa dilakukan dengan mudah melalui Gawai. Orangtua dapat mengecek dari galeri foto dan video yang dimana kebanyakan aksi Gangster di rekam dan dibagikan kepada anggotanya. Aplikasi Sosmed juga menjadi salah satu forum diskusi untuk jejaring anggota Gengster dalam melancarkan aksinya. Tidak hanya pada pesan tertulis, namun status, reels, sampai siaran langsung (live) Sosmed juga digunakan mereka untuk berkomunikasi dengan sesama anggota lainnya. Sebagai bentuk pencegahan agar anak tidak masuk dalam Gangster, orangtua dapat melakukan hal seperti:
- Memberikan perhatian dan dukungan terhadap anak. Keluarga sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian anak. Keluarga yang kurang atau tidak memberikan perhatian kepada anak, bisa berakibat pada terlibatnya remaja dalam gangster. Remaja yang tidak memperoleh perhatian dan dukungan penuh atas penuh dari keluarganya senantiasa lebih mudah mencari perhatian dari pihak lain. Oleh karena itu, sebaiknya keluarga lebih memperhatikan anak serta memberikan dukungan terhadap kegiatan baik yang dilakukan oleh anak.
- Menciptakan komunikasi yang baik. Ciptakan komunikasi dan hubungan yang baik dengan anak. Orang tua bisa membantu mengidentifikasi dan meningkatkan kekuatan dan bakat anak. Arahkan mereka ke aktivitas yang sehat, dan temukan cara agar sukses dalam hal yang mereka sukai. Pujilah atas pencapaian mereka dan selalu pastikan bahwa mereka memahami betapa pentingnya mereka bagi keluarga.
- Mengisi waktu luang anak. Pantau bagaimana anak menghabiskan waktu luang mereka, dan libatkan mereka dalam olahraga, seni, musik atau aktivitas lain setelah sekolah. Bantu anak menjelajahi minat atau hobi mereka yang mungkin menyenangkan dan bermanfaat.
- Memberi pandangan tentang sesuatu hal. Remaja yang tertarik atau terlibat dalam geng biasanya tidak akan takut untuk menjauh dari kesetiaan. Mereka mungkin hanya melihat keuntungan jangka pendek dari tindakan yang dilakukan. Diskusikan konsekuensi jangka panjang dan realitas kehidupan geng seperti penjara, cedera serius, dan bahkan kematian. Dukung apa yang Anda katakan dengan fakta. Bicara tentang bagaimana keputusan hari ini dapat memengaruhi masa depan mereka.
- Mengenal lingkungan pergaulan anak. Keluarga memiliki peran aktif dalam mengenal lingkungan pergaulan anak. Setiap teman yang ada dalam lingkungan pergaulan remaja tentunya akan mudah mempengaruhi sikap, dan perilaku para remaja tersebut. Sehingga, sebisa mungkin kenali dan paham lingkungan pergaulan mereka.
- Tetapkan batasan. Anak-anak perlu mengetahui sejak usia dini perilaku apa yang dapat diterima dan tidak dapat diterima di dalam keluarga. Jangan biarkan anak-anak keluar larut malam atau menghabiskan banyak waktu tanpa pengawasan di jalanan. Orang tua tidak dapat mengontrol semua yang mereka lakukan, tetapi orang tua dapat mengetahui ke mana mereka pergi, dan dengan siapa mereka pergi.
- Jelaskan konsekuensi dari perilaku gangster. Jika orang tua mencurigai anak tergabung dalam geng, jelaskan bahwa Anda tidak menyetujui tindakan mereka. Biarkan mereka mengetahui nilai-nilai yang benar. Jelajahi tujuan dan motivasi mereka dan beri tahu mereka bagaimana aktivitas gangster dapat menghambat tujuan masa depan.
Melalui lingkup keluarga yang sadar dengan fenomena-fenomena problematik remaja ini, harapannya anak-anak remaja sebagai generasi penerus bangsa tidak terjerumus pada perilaku yang negatif seperti aksi gangster yang sedang marak.